Jika Aku Menjadi Guru Profesional

Pendidikan di Indonesia sepertinya mengajak bercanda. Yang pintar semakin pintar, yang bodoh semakin bodoh. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Yang pintar dikirim keluar negri yang bodoh dibiarkan begitu saja. Pastinya warga Indonesia menginginkan Negara nya seperti Negara maju, Amerika mungkin? Atau Jepang? Lucu sekali kalau SDM nya saja ambruradul gak karuan. Tentu saja sudah banyak yang tau, yang membuat Negara maju adalah cara pikir manusia nya, bukan kekayaan alamnya. Kalau dilihat dari alam, Indonesia sangat kaya, tapi kebodohan yang membuat nagara Indonesia sendiri semakin miskin. Maka dari itu, apakah Negara kita perlu guru profesional? Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa?

Nah, jika saja saya menjadi guru , tak harus jadi guru yang profesional. Minimal menjadi sosok yang bisa memberikan ilmu bermanfaat kepada orang lain. Saya ingin menjadi guru bagi anak-anak jalanan, itu tujuan utama saya. Saya belum memiliki keinginan menjadi guru di sekolah atau universitas ternama termegah dan terfavorit dulu. Saya memulai dari bawah, dari kalangan anak-anak yang belum terpelajar. Tantangan untuk memberikan ilmu kepada mereka yang tidak mampu bersekolah, lebih menguji realita kehidupan ketimbang mengajar disekolah. Memang, umumnya guru mengajar di sekolah , tapi saya ingin yang lain. Bukankah mengamalkan ilmu itu wajib ? tak harus dengan label sekolah ternama, bukan?


Indonesia sendiri punya citacita dalam undang-undang yang bertuliskan “mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ….” Tertulis sebuah kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” ya.. walaupun pemerintah sudah memberikan subsidi biaya sekolah gratis. Tapi apa buktinnya? Sekolah favorit sendiri masih meminta berpuluh-puluh ribu bahkan beratus ribu dana untuk pembangunan sekolah yang megah. Apa itu sekolah gratis? Guru saya pun di smp pernah berkata, “saya walaupun gak ngajar kalian, saya masih di bayar full. Yang rugi kalian sendiri”.  Oh, kasian sekali para guru yang dibayar perjam dan guru yang gak di bayar sama sekali. Untuk apa sekolah dibangun, jika yang dicari bukan menyalurkan ilmu, melainkan mencari dana untuk kemakmuran hidup guru itu sendiri? Ya memang secara logika, jika seseorang tersebut hanya berprofesi sebagai guru tanpa upah. Mau dapat uang makan dari mana coba? Bukankah guru juga butuh uang untuk kehidupan sehari-hari? Saya ingin menjadi wanita penolong bagi anak-anak jalanan, saya ingin mengajak mereka bersama-sama dengan saya menjunjung prestasi sebanyak-banyaknya. Jika saya bisa mengamalkan ilmu yang saya punya dengan baik, sehingga murid saya bisa lebih sukses dari saya. Itulah gelar yang akan menjemput saya, guru profesional.

Begitu besarnya nilai sebuah ilmu, sangat disayangkan bagi mereka yang hanya bermalas-malasan saat duduk dibangku sekolah. Bukankah masih banyak orang diluar sana yang turut ingin merasakan nikmatnya bersekolah? Nikmatnya mencari ilmu?. Persepsi saya, guru itu suatu profesi yang bermanfaat. Karena ilmu apa yang dia dapatkan, pengetahuan apa yang dia punya, dia masih mau menularkan kepada para generasi muda sesudahnya. Sekolah jaman sekarang semakin mahal. Ilmu bukan lagi sesuatu yang hanya bisa diamalkan tanpa upah.

Menjadi guru profesional, juga bukan merupakan sang hyang guru yang di banggakan dan diagung-agungkan setiap orang. Guru juga bukan sosok penjual ilmu. Guru adalah sosok yang penuh tanggungjawab dalam prestasi peserta didiknya. Mereka yang bisa dikatakan siswa miskin, sebenarnya jauh lebih cerdas daripada siswa dari kalangan berada. Kemiskinan yang menjadikan mereka kurang cerdas. Padahal, mereka adalah anak bangsa yang semestinya jauh lebih pandai karena mereka-mereka, anak jalanan adalah para generasi muda, calon pemimpin Negara.

Pada realitas semacam itu, anak miskin, anak jalan, anak pinggiran dan anak-anak yang tidak bisa bersekolah sesungguhnya menjadi sebuah cerita yang harus diilhami seorang guru. Lemahnya daya pikir dan rendahnya kesabaran mengajari anak-anak jalanan membuat guru semakin bersabar dan semakin professional bahkan semakin memiliki banyak cara untuk bisa membantu terpenuhinya pendidikan bagi mereka. Anak-anak seperti itulah yang akan memberikan pengalaman berharga kepada pendidik, ketika pendidik sudah menyandang gelar GURU PROFESIONAL. Mereka yang penolong nyata untuk membuat sesorang yang awalnya hanya guru biasa mengajarkan pengetahuan sekadarnya menjadi sosok yang bermakna buat orang lain. Jika seperti itu, bukankah kedua pihak saling menguntungkan?

Meski demikian, tak banyak guru yang saya rasa memulai dari kalangan bukan terpelajar. Jaman sekarang , sepertinya semua diukur dengan uang dan kemegahan fasilitas sekolah. Hal ini yang menyebabkan semakin banyaknya kepala-kepala anak manusia yang mengalami tak bisa baca tulis. Bukankah pendidikan itu sangat penting dan wajib? Jika aku menjadi guru professional, tak ada lagi kata manusia bodoh dan bego’ di Negara ku ! pandai,pintar,cerdas itu HARUS, kalau masalah kaya,miskin,sederhana itu NASIB.

Komentar

Postingan Populer