biasakan sejak dini, cinta menabung :)

essay ku part 2

            Sekilas cerita dari pengalaman saya. Dulu pas jamannya lagi musim bunga dari sedotan, saya sempat belajar sama budhe saya. Lama kelamaan saya ingin membuat sendiri untuk hiasan dirumah. Ketika itu saya masih menduduki kelas 4 sd. Dari situ saya mulai menabung atas dasar keinginan diri sendiri. Sehari uang saku saya hanya seribu perak. Gak pernah lebih dari itu. setiap hari pulang pergi sekolah jalan kaki, maklumlah sekolah mewah (mepet sawah) yang berjarak sekitar 100meter dari rumah. Setiap hari saya sisakan uang saku saya , minimal 500perak harus bisa masuk celengan kucing. Kalau saya inget-inget masa itu, saya hanya bisa mengagumi diri saya sendiri. Anak kelas 4sd uda bisa punya pemikiran nabung sendiri, hanya untuk membeli peralatan sedotan untuk dibikin karya seni sebuah bunga. Akhirnya pada akhir bulan saya pecah celengan mungil itu, soalnya selain  uda gak muat, uda berat juga. Isinya logam semua. Disitu terdapat banyak uang receh 500an dan beberapa duit seribuan. Setelah dihitung hasilnya 25ribu. Gilak, aku seneng banget saat itu. aku bisa nabung sebanyak itu. Itu tabungan terbanyak selama saya menduduki bangku sekolah dengan uang saku demikian.  Begitu senang nya saat itu bisa kumpulin duit sebanyak itu. Pada saat itu jamannya masih jadul. Beli bakso semangkuk dikantin aja gopek juga uda dapet. Makanya 25rb itu gak sedikit. Kemudian saya bergegas ke nenek dan memberikan uang tersebut, sebagian uangnya sekitar 15ribu, saya berikan kepada nenek. Sisanya sama nenek diberikan budhe untuk membeli peralatan bunga plastik. Akhirnya keturutan. Sekarang saya punya sedotan berbagai macam, dengan tangkai nya, potnya, benangsari dan lain sebagainya. Seneng banget. Aku bisa beli ini sendiri. Tanpa mintak duit orang tua. Dari situ, setiap pulang sekolah selain bantuin nenek jaga toko. Aku sambil bikin seni ini. Mama pun akhirnya tergiur melihat aku bikin bunga sedotan dan ikutan minta diajari. Sekarang bunga-bunga itu uda terpasang disetiap sudut rumah. Ada yang modelnya bunga rambat. Ada yang model mawar, bunga yang tangkainya puanjang itu, ada anggrek, ada bunga-bunga yang bentuknya unik dari beberapa karangan seniku. Sekarang aku menduduki kelas 2smk. Aku hanya bisa tersenyum melihat hasil karya ku yang sebagian masih ada. Yang lain uda rusak, rapuh dimakan waktu. Karena sekitar 7tahun lalu aku membuatnya. Ini  cerita ku J


            Dari cerita ku sendiri, aku sempat kagum dengan aku yang dulu masih kelas 4sd. Apapun yang diusahan selalu berbuah kepuasan. Jangan dinilai dari jumlah yang didapat hanya 25ribu. Tapi lihatlah aku pada saat itu berupaya menaruh sebagian uang saku dan menabungnya demi bunga sedotan. Ya kalau saya mikir versi sekarang sempat konyol juga. Tapi keren, sumpah. Aku bisa kasih nenek uang juga. Dan itu dari aku menabung, bukan dari mintak atau yang lain.
            Maka dari itu, menabung penting. Seberapapun uang sakumu , sempatkanlah untuk ditabung. Kita gak selamanya bakalan terus minta orang tua.malu dong, uda gede masa mintak orang tua terus. Kita hidup selamanya juga gak sama orang tua.
            Diberbagai sekolah dasar mungkin udah diajarkan kalau menabung itu penting. Mungkin sekarang hidup kita enak, mapan, tentram sama orang tua. Tapi siapa juga yang tau kalau besok orangtua dapat bencana akhirnya uangnya habis buat operasi misalnya. Kita sebagai anak harusnya juga punya malu minta orang tua terus. Kalau kita menabung, setidaknya kita bisa bantu papa atau mama sedikit lah. Dari pada enggak sama sekali.
            Ada beberapa cerita juga dari pengalaman hidup saya. Mungkin karena saya anak pertama, jadi kepikiran tentang keuangan orang tua. Sekitar saya kelas 1smk tahun lalu, papa saya masuk rumah sakit, mama bingung mau cari uang tambahan untuk biaya berobat. Dari situ saya juga gak bisa bantu apa-apa. Saya masih sekolah, saya juga gak mungkin sekolah+kerja. Mau kerja apaan? Paling mentok juga jualan disekolah. Sekolah saya saja pulangnya sore banget. Rumah juga jauh. Dan alhamdulilahnya saya punya sedikit tabungan, saya membantu makan malam tiap hari dari uang saku saya, adek sekolah pun saya yang kasih uang saku. Ini semua atas dasar untuk meringankan beban mama. Alhamdulilah cukup. walaupun uang tabungan saya habis, saya gak merasa rugi. Seolah saya bangga. Orang lain bisa menikmati uang saya, walaupun itu hanya tabungan dari uang saku saya. Bukan dari banting tulang saya.
            Kesimpulannya, ada keinginan atau tidak untuk membeli sesuatu. Kita memang harus menabung. Menabung itu untuk masa depan. Sekarang kalau kalian Cuma bisa bangga dengan pemberian orang tua apa gak malu? Itu dari tabungan orang tua, bukan dari tabungan kita. Banyak manfaatnya kok kita nabung. Kita bisa berhemat, kita punya uang sendiri, kita bisa beli apapun dengan uang kita sendiri. Tapi ingat juga, menabung gak hanya menabung uang. Tabungan amal juga perlu untuk dunia akherat. Duniawi itu semua gampang dicari, kalau uang saku buat diakherat yang sulit dicari.
            Menabung? Pernahkah kalian menabung untuk masa depan kalian? Misal saja contoh paling mudah. Pernahkan kalian menabung, kemudian tabungan itu cukup untuk membayar spp? Dan kemudian kalian bantu orangtua kalian untuk bayar spp bulan ini saja. Saya masih jarang menemukan orang demikian, saya sendiri juga masih belum bisa menabung dan kemudian digunakan untuk membayar spp. Karena orang selabil kita, pikirannya untuk seneng mulu. Daripada buat bantu bayar spp, mending buat beli tas, sepatu atau apalah. Iya kan? J wajar kok. Masa-masa seperti kita masih masa ababil (abg labil). Masih butuh masa senang. Apalagi sekarang jamannya android. Wuih, banyak yang ganti hape tuh. Saya gak yakin itu hasil dari tabungannya J. Saya sempet tergiur sih, tapi gausahlah. Yang penting punya hape. Jadul-jadul gini juga kagak ada yang punya lagi. Ini saya juga ada program membeli hape dengan duit tabungan saya sendiri. Ya walaupun baru terkumpul 100ribu. Sabar aja, ntar bisa punya kepuasan sendiri kayak ceritaku pas sd itu. sesuai dengan ajaran di kelas 1sd, dengan pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Gak perlu lah kita nabung , dan sekali nabung langsung 50ribu, misalnya. Malah kebanyakan gaya itu. yang ada beberapa hari kemudian langsung diambil, buat beli barang yang gak penting sebetulnya. So, seadanya duit aja ditabungin. Gak usah memaksakan diri menabung dengan jumlah yang banyak. Toh, hasil akhirnya juga sebanding dengan perjuangannya J
            Sekarang jamannya makin maju guys. Apa-apa serba gesek, beli snack di indomaret gesek, beli coklat doang di hypermart gesek. Gak sekalian aja fotokopi ktp 1lmbar gesek , hhihihi…. Remaja sekarang juga banyak yang udah megang atm sendiri. Jamannya semakin keren. Saya itu kadang galau sendiri. Melihat berita di tv yang katanya korupsi bank atau apa itu. lha, kita-kita kalau menabung dicelengan, pasti bisa diambil lagi kalau kepepet. Terus kalau nabung dibank takut dikorupsi pegawainya atau kan sekarang jamannya hack. Udah banyak-banyak nabung ternyata ilang. Kan sayang banget. Mendadak miskin gitu. Kalau masalah itu tergantung keyakinan tiap individu deh J
            Kalian pasti tau kiasan “hemat pangkal kaya”. Apalagi kalau gak masalah menabung. Biasain dari kecil itu menabung. Orang tua aja masih menabung buat biaya kita kedepannya. Kenapa kita yang hanya bisa minta gak bisa ditabungi uangnya? . dari berbagai ulasan diatas mungkin ada yang berfikiran. Kenapa si kita harus nabung? Kita masih punya uang lebih kok. Gak perlulah nabung. Ntaran aja kalau uda kerja. Begini guys, hidup itu kejam kawan. Kita gak tau apa yang bakal terjadi kedepannya. Mungkin kita jadi orang kaya yang suka menabung, tapi kita gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya dengan harta kita tersebut. Jadi orang yang suka menabung bukan berarti jadi orang yang pelit juga. Kalau saya kadang mending buat amal daripada saya menabung hanya untuk barang yang saya inginkan. Ingat ! tabungan akherat lebih penting dari lainnya. So, menabunglah sejak dini. Perlu atau gak perlu, selama masih ada sisa uang. Sebaiknya ditabung saja. Siapa tau, esok hari berguna buat diri kita sendiri atau orang lain. Kita gak bisa minta orangtua terus. Orangtua bukan malaikat yang selalu bisa menuruti apa yang kita mau. Kalau bisa jadilah malaikat untuk orangtua kita, dan itu harus dilakukan sebagai anak. Salah satunya dengan menabung. Setidaknya jika kalian sudah sukses, kemudian beberapa gaji kalian ditabung sampai pada akhirnya kalian sendiri yang menikmati hasil jerih payah kalian. Kalian itu bakalan punya rasa kepuasan tersendiri. Jauh dengan mereka-mereka yang hanya bisa pamer blackberry dari tabungan orangtua. Berbahagialah, bagi mereka yang punya uang saku lebih dan suka menabung dan tabungannya digunakan untuk hal yang positif. Diluar sana masih banyak orang kemiskinan. Buat makan aja susah. Kita kalau punya rejeki atau sedikit tabungan bersyukurlah. Mereka tak bisa seperti kita. Sesedikitnya tabungan kita, masih jauh lebih baik daripada orang yang gak punya tabungan sama sekali. Bisanya Cuma gantungin hidupnya dari orang lain. Kita menabung untuk diri kita sendiri, kalau lebih barulah kita bagi dengan orang lain. Jadilah orang yang suka menabung tapi dermawan. Kalau tabungan banyak, kalian kaya. Tapi jadi orang pelit. Terus gunanya tabungan buat apa? Cuma dikumpulin doang? Bakalan ilang tu harta kalau dibuat gitu doang. Gak ada berkahnya. Jangan-jangan isinya uang korupsi semua #upsss.. hahah. Jika kalian semua sudah menjadi orang tua. Saya rasa, barulah kalian tau, pentingnya menabung. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi buat anak dan tagihan lainnya. Makanya, dibiasain cinta menabung dari sekarang, biar ntar tua nya gak bego-bego amat masalah menabung. Toh, menabung juga gak ada ruginya kok J.

Komentar

Postingan Populer