Pendapat kalian tentang seorang Guru, bagaimana?

essay ku....



The Second Parents

Sejak kelas 10 hampir semua murid angkatan 19 selalu sebal dengan bu Us. Setiap kali masuk kelas, yang tadi nya para murid ceria, keasyikan dengan leptopnya masing-masing, berubah jadi suram. Bagaimana tidak? Pelajarannya itu garing, sulit, ruwet, orangnya juga gak fun. Kekesalan para murid semakin menjadi saat beliau selalu mengatakan “ulangan yah?” karena beliau kalau mengajar kurang jelas. Udah kimia, ruwet, kurang jelas pula. Jadi nilai hampir keseluruhan murid gak ada kata lain selain hancur dan remidi. Karena itu juga, sebagian murid kalau sedang diajar olehnya bawaannya BORING kalau gak ya ILFIL.
            Gambaran diatas adalah sebuah kisah atau realitas yang sering kita temui. Pasti kok, gak mungkin tiap siswa selalu pas sama guru yang mengajarnya. Perasaan dan negative thingking kepada guru tertentu, kini menjadi hal yang lumrah dan sesuatu banget. Apalagi kalau uda bicarain sama temen yang sama-sama sebel sama salah seorang guru. Wuiiihhh… tambah banyak dosanya. Kondisi seperti ini akan semakin menjadi-jadi, ketika sebuah sekolah memberikan angket kepada muridnya tentang penilaian terhadap guru per-mapelnya. Pastinya, para siswa yang benar-benar jengkel dan bener-bener gak suka sama guru itu, bener-bener dikomentari, dijelek-jelekin dari berbagai sudut pandang. Tapi ada juga yang sadar, sebencinya dia terhadap guru yang tak dia sukai. Dia pasti akan memberikan komentar yang baik. Misalnya saya (pede banget), saya masih ingat apa kata dari guru agama sama. Beliau berkata demikian :
kalau pengen dapat nilai yang bagus itu ada 6hal :
1.      Sholat
2.      Berbakti kepada orang tua
3.      Haus akan ilmu
4.      Sederhana dalam ‘penampilan’
5.      Setia mendampingi guru
6.      Dan waktu yang cukup
Nah, dari situ saja kita sudah tau bahwa guru itu sangat-sangat berpeng`ruh terhadap turunnya ilmu. Kalau kita hanya bisa menggunjing guru yang tak disukai, kemudian tak mau lagi menerima ilmu dari nya. Saya pun yakin, dia adalah orang yang merugi.
            Seharusnya, sejak dini seorang anak yang baru tumbuh harus diajarkan , bahwa guru adalah orang tua kita. Mengapa? Memang orang tua juga menyampaikan ilmu, namun saya rasa ilmu yang paling besar adalah ilmu saat kita menduduki masa sekolah, dimana anak akan mengenal lingkungan luarnya dan cara mengatasinya. Jadi siapapun dia,jika berprofesi sebagai guru, maka dia berperan sebagai ilmu Alloh. Maka seyogyanya seorang murid harus menghormati gurunya.
“bersabarlah terhadap pahit getirnya nasehat gurumu. Sebab, ilmu hanya bisa meresap dengan kepasrahan total kepadanya. Dia yang tak pernah merasakan getirnya mencari ilmu, meski sesaat tenggelamlah dia dalam baying-bayang kesesatan sepanjang hidupnya. Siapa yang menyia-nyiakan masa mudanya dari mencari ilmu, jika bertemu orangnya, bertakbirlah 4x sebagai nisan bagi kematiannya. Sebenarnya, pemuda disisi Alloh adalah yang berhiaskan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak melekat kepadanya, maka ia tidak bisa digolongkan sebagai pemuda.  HIKAM-SYAFI’I (FIQIH SASTRAWAN)”
            Begitu besarnya nilai sebuah ilmu, sangat disayangkan bagi mereka yang hanya bermalas-malasan saat duduk dibangku sekolah. Bukankah masih banyak orang diluar sana yang turut ingin merasakan nikmatnya bersekolah? Nikmatnya mencari ilmu?. Persepsi saya, guru itu suatu profesi yang bermanfaat. Karena hasilnya sewaktu sekolah dulu, masih mau ditularkan kepada para generasi muda sesudahnya. Sebenci mungkin kalian kepada salah satu guru, sebaiknya dipikirkan juga. Sekolah jaman sekarang semakin mahal. Ilmu bukan lagi sesuatu yang hanya bisa diamalkan tanpa upah. Secara logika, jika seseorang tersebut hanya berprofesi sebagai guru tanpa upah. Mau dapat uang makan dari mana coba? Bukankah guru juga butuh uang untuk kehidupan sehari-hari?
            Peran guru hakikatnya sebagai pendamping peserta didiknya. Guru bukan orang yang hanya bisa melayani kemauan muridnya seperti anak TK. Anak TK aja, diajari supaya ,mandiri. Guru juga bukan sosok penjual ilmu. Guru adalah sosok yang penuh tanggungjawab dalam prestasi peserta didiknya. Misalnya : ketika suatu sekolah akan melaksanakan ujian nasional, pasti guru turut memotivasi, memberi semangat, mendoakan muridnya agar murid nya sukses. Guru akan sedih dan susah jika muridnya mengalami kegagalan. Guru akan merasa sangat bersalah dan malu jika peserta didiknya gagal. Oleh karena itu, profesi seorang guru membawa pengaruh bagi dunia dan akherat.
            Dari paparan panjang lebar pendapat diatas,Ayo! Mulai saat ini, hargai guru mu. Sangat disayangkan jika sekolah hanya untuk gaya-gayaan, gak niat, malas mendengarkan guru dll. Ingatlah, bahwa ilmu itu mahal. Banyak orang yang masih ingin melanjutkan pendidikan. Se-grundel apapun kalian terhadap salah satu guru yang menjengkelkan, tetep sabar dan dijalani saja. Ikhlas menerima adalah salah satu kunci kesuksesan. Satu lagi yang paling penting, “jangan lihat siapa orangnya , tapi dengarkan apa katanya. Jika itu ilmu yang bermanfaat, simpan saja. Jika itu ilmu sesat, dengarkan saja tapi jangan dilaksanakan. Guru juga tak pandang usia, tua, muda jika ia punya pengetahuan lebih yang bermanfaat, dia tetap guru. Jangan hanya bisa gengsi sekolah disekolah biasa yang bukan favorit. Yang penting ilmunya, bukan cara dia kesekolah bawa mobil!” Ringakasan diatas adalah untuk memaklumi kekurangan sebagai guru. Bukankah guru itu juga manusia yang punya kelemahan seperti kita? kita pun yang kadang hanya bisa berkomentar, sejelek-jeleknya dia tidak lebih bagus dari kita yang hanya bisa berkomentar dan bermalas-malasan. J

Komentar

Postingan Populer