#SerpihanSuratUntukR : 23. Ketika Aku mulai melupa
Malang,3 Februari 2013
Dear,
R.
Ku akui untuk yang pertama kali.
Tentang hari ini. Tentang aku tang tetiba datang dan berkata “aku kangen”.
Menjijikkan dan memilukan. Ini Aku.
Bukan tentang bagaimana respon
mu. Tapi tentang aku yang tak punya malu. Selalu maju dan cari perhatian mu. Secara
logika ini mengenaskan sebagai wanita. Bodoh sekali.
Tapi beberapa detik ke depan
semua berubah. Sim sala bim. Kamu tiba-tiba datang di ponsel ku. Sebuah
perhatian dan pengingat. Sebuah semangat . Datang menanyakan kabar. “masih di heritage coffe?”. Terdobrak
kotak kesadaran sedemikian kerasnyanya aku. Kaget atau ini lebay? Ini lebay.
Kau boleh tau sesuatu dari ku. Ku
rasa satu hal. Ketika angin mulai mengajak ku untuk melupa mu. Ketika aku sudah
mempunyai hal lain yang bisa ku banggakan selain memikirkanmu. Aku mulai
menemukan jalan prestasiku. Aku bisa bikin kamu bangga. Aku mulai bisa bikin
kamu terungkuk merangkak akan sosok ku. Dan aku bilang, kamu lah sosok
penyemangatku yang menjadikan aku wanita tegar yang bisa menjuarai sebuah event.
Sungguh. Ingin ku berteriak di
tepian pantai bahkan di ujung puncak gunung tertinggi sekali pun. Hai kamu,
kemana aja selama ini? Selama aku ngejar-ngejar kamu? Selama aku galau dan aku
belum berusaha melupa mu? Mengapa baru datang sekarang?
Dari sekian surat yang ku tulis
banyak cerita menunggu. Beruntunglah kamu. Ternyata aku bukan sosok yang mudah
berganti prinsip. Ternyata aku masih setia. Dan tentang cara melupa mu sudah
terprediksi akan gagal total.
Selamat datang. Aku masih membuka
hati untuk kali ini.
Komentar
Posting Komentar