#SerpihanSuratUntukR : 28. Selamat Datang Raja
Di kota pertama kali kita bertemu,
Februari ke sepuluh, 2013.
Februari ke sepuluh, 2013.
Teruntuk kamu.
Rendy.
Seratus hari berlalu sudah. Aku
yang menyebut namamu tiap malam terdengarkan oleh Tuhan. Siapa yang tidak
bahagia menyambut kepulangan cerita serpihan hati yang pernah hilang?
Aku mengendap-endap perlahan
menuju ruang tamu. Bergetar sekujur tubuh tanpa ada daya lagi untuk menolak
bertemu. Bukankah aku sangat merindukanmu? Ku tau ternyata hati selalu
berpegang teguh pada janji. Kaki ku seakan berat melangkah kedepan. Didepan
sana ada kamu yang menunggu batang hidungku.
Aku pernah terbang tanpa teman.
Dengan dua sayap menjangkau berbagai tempat. Meraih segala khayalan mimpi masa lalu. Meraih
kamu. Aku terbang dengan hati yang telah rapuh. Menggigil sendirian. Ku terima
cacian segala lingkungan. Dari sini aku cicil keberanian. Menjadikan kenangan
yang ingin ku ulang, ku tata rapi serpihan demi serpihan menjadi nyata.
Kamu.
Datang menunduk menyentuh hatiku.
Bagaimana bisa aku tidak tersentuk
dengan kepulanganmu, mas? Kemana saja kamu selama ini? Aku sudah menantimu
hampir diujung kelelahan. “jujur, aku takut berjumpa dengan mu”. Dengan ku?
apa aku hendak menamparmu? Tidak ! “tampar saja aku, biar sadar.” Yang benar
tampar saja aku. Ini laksana mimpi, aku sedang duduk berdua dengan orang yang
selama ini kunanti.
“aku minta maaf karena aku telah
merusak ini semua. Aku sadar aku egois. Aku sadar aku salah. Aku juga sadar
bahwa sebenarnya aku benar menyayangi mu nona kecil ku”
Tatapan kosong tanpa ekspresi
tertuju lurus tepat pada retina matamu. Ku bilang, “disana ada aku”. Sesekali kulihat
kedua tanganmu terbuka hendak menunggu pelukan dari ku. Tuhan, ku tau ucap
syukur dan terima kasih saja tidaklah cukup.
Kau tau mas? Hati yang dulu ku
bilang serupa tembikar kuno menjelang rapuh kini secepat kilat berubah pesat
menjadi bentuk utuh dan baru. Kau tau maksud hati dan ingin ku. Ya, seperti
ini. Ini seperti mimpi. Seorang gadis childish
yang bisa bertahan dengan satu genggaman harapan. Menolak semua ajakan
tikungan. Menolak melupakan. Menolak merelakan. Memilih bertahan dan dia sampai
ditujuan. Mendarat dengan sempurna.
Sebut saja ini kado ulang
tahunku.
“aku percaya. Mas, gak akan
ninggalin aku lagi untuk yang ketiga kalinya.” Ku tahu dibalik kegagahan dan
keangkuhanmu terselip aku yang mampu merapuhkanmu. Dengan ini ku akhiri
serpihan suratku untukmu. Tuntun aku untuk terus dewasa dan akan ku ajari
engkau makna setia.
Selamat datang kembali sayang
ku.. Akan ku antar kau ke kursi kerajaanmu..
Regard,
Vivie Ramadyrly
Komentar
Posting Komentar