#SerpihanSuratUntukR : 27. Short Talk
Malang, Februari ke Sembilan
2013
Teruntuk,
R.
Mengulas kembali tentang
percakapan kita tadi pagi. Dua hati yang dahulu saling membeku dan bersalju. Kini
percikan tungku mulai merasuk diantaranya dan mencairkan keduanya. Ini tentang kisah anak manusia. Ketika sesama mulai mengungkap
rasa.
“Tuan, selamat pagi ya :)” , “Selamat pagi nona :)” , “Adakah yang salah dengan
mu hari ini?” , “Mengapa? apa maksudnya?” , “Tentang semalam tadi. Apa gerangan
kembali membaca serpihan-serpihan surat ku?” , “Iya, tentu. Dan kamu takut jika
aku datang untuk meninggalkanmu lagi, bukan?” , “Iya. Ku kira kamu aneh, Tuan. Tiba-tiba datang seolah membuatku mengobrak-abrik kembali timbunan kenangan.” , “Lantas jika aku masuk lagi
ke kehidupanmu? Apa bisa?” , “Bisa. Aku menunggumu, Tuan. Sekiranya aku boleh tau, mengapa engkau
kembali jika dulunya pernah kau ingkari?”, “Aku selama ini masih memikirkan
kamu dalam diam” ,
“Mungkin aku memang serupa rumah yang harus
kau tinggali dan tak ada tujuan lain saat kau pergi selain kembali”
“Maaf jika aku terus berjalan
disaat kamu berusaha menegurku. Dan sekarang ketika aku menolehmu . Perasaan
malu ini menamparku.”
“Entah mengapa, Tuan, segeralah bergegas kembali dan jangan pernah beranjak pergi lagi”
, “Nona, masih saja mau menerima orang
yang sudah membuatmu mati rasa?.”
“Dia membuatku hidup. Mengerti rasanya
berjuang hanya dengan harapan. Mengubahku dari gadis childish yang sudah didewasakan.”
“Aku hanturkan ribuan maaf atas
segala yang mungkin tak termaafkan. Karena aku telah menggoresnya terlalu dalam”
, “Semuanya akan luntur begitu saja. Tentang masa lalu dan kehilanganmu. Terima
kasih untuk perjuanganku yang tak sia-sia.” , “Aku yang harusnya melafalkan terima kasih. Aku sudah mati kutu tertunduk
malu. Karena malu itu laksana hantu yang terus mengejar dan menghantuiku.” , “Bersabarlah.
Akan ada saatnya atas semua ini. Mungkin dahulunya memang aku penyebab kamu
pergi. Tapi bisa dipastikan aku menolak meninggalkanmu, Tuan”
“Apa nona masih ingin melihat rupa
ku? Apa nona tak ingin memukulku?”
“Aku hanya ingin memelukmu :)”
Komentar
Posting Komentar