#SerpihanSuratUntukR : 13. Hujan II


Malang, 19 Januari 2013
Dear,
R.

Kepada kamu,

Ini bukan sebuah tulisan puitis biasanya. Aku hanya suka bermain kata. Itu saja. Bukan berarti aku pandai berbicara. Cukup.  Bukan pula sebuah curahan hati. Ini hanya serpihan surat hari ini. Tak lebih.

Sebelum ku tulis surat yang kesekian ini untukmu. Aku ingin bercerita lagi tentang hujan. Tentang senja yang tiba-tiba berubah menjadi gelap mendung. Aku mengendarai motor dari sengkaling menuju rumah. Semuanya biasa saja. Agak mendung tapi tak terlalu. Awan-awan diatas sana masih bermekaran. Sampai tanpa ku tau, mendung mengikuti ku. Hujan dan lebat.

Hujan kali ini mengguyurku sekujur badan. Mengisyaratkan sebuah kenangan. Tentang masa lalu dan dulu. Kembali lagi dulu.

Mengendarai motor dengan eloknya dan lemah lembut. Menikmati derasnya tiap titik yang menumbuk permukaan kulit ku. Tiba-tiba satu tetes air dari ujung mata bercampur dengan tumbukan air dari langit.  Tetap bening dan tak terlihat. Aku tersenyum.

Apakah langit sedang berbahagia? Hingga menjatuhkan mata air nya? Entah mengapa. Aku teringat saat bermain hujan dengan mu. Lebih tepatnya dengan bayangan masa lalu.



Komentar

Postingan Populer