#SerpihanSuratUntukR : 20. Limit Myself
Malang, 29 Januari 2013
Dear,
R.
Tak biasanya aku tak berinspirasi
malam ini. Bukankah tadi sore kita masih berhubungan di chatting? Sudah seharusnya
aku bercerita tentang kisah kasih bahagia layaknya sang screet admirer. Namun salah besar. Aku bukan screet admirer mu. Semua orang juga tau kalau aku mengharapkanmu. Berharap
kembali padaku.
Kamu serupa langkah yang selalu
pergi. Selalu berlari tanpa tau bahwa sebenarnya dibelakang sana aku menanti. Ketika
saat kau sudah waktunya kembali, menunggu mu serasa ribuan hari. Lama sekali.
Hari ini ku coba dekati mu lagi. Aku
lupa. Kalau aku pernah janji tuk tidak mengganggu mu lagi. Entah bagaimanapun. Aku
hanya ingin mempertahankan chatting
kita setiap harinya. Agar kau terbiasa. Terbiasa berbagi kabar dengan ku. Atau mungkin sekedar basa-basi.
Aku bertanya dan kamu pun berbagi nasehat. Ini tentang masa depanku dan pengalamanmu.
Namun ku bilang dalam hati yang
paling kecil, “STOP ! don’t let it flow. Limit
yourself”. Ku rasa aku harus membatasi diri kali ini. Aku tak mau jadi yang
pertama menghampirimu. Pernah ku coba dan aku tertindas. Aku bukan trauma. Tapi
sudah bukan saatnya aku yang maju. Kali ini harusnya kamu.
Aku cukup menunggumu. Kembali padaku.
Karena tentang kamu tidak akan ada
habisnya.
Komentar
Posting Komentar